Jumat, 20 Juni 2014

Tes Method

TEST METHOD
(Best Practice)
1.      Type of Test
Pengujian dari sebuah sistem merupakan sebuah jaminan dalam menjaga kualitas suatu sistem. Ada beberapa pengujian dalam pengembangan suatu sistem, tujuan dari tiap test itu berbeda-beda. Biasanya, ada beberapa test yang dilakukan dalam pengembangan suatu sistem yaitu sebagai berikut:
·         Unit Test
·         System Test
·         Integration Test
·         Infra Test
·         IT Operation Test
·         User Acceptance Test


Test type
Purpose
Scope
Methode
PIC
Unit Test (UT)
Menjamin detail desain
Each program/module
ERD
Error code
Screen/ report
White box
Black box
Vendor (developer)
System Test (ST)
Menjamin detail internal
Combination of module
Internal interface
Top down test
Bottom up test
Vendor (developer)
Infra Test
Guarantee non function request.
Guarantee system Architecture
Fault Tolerant.
Network.

Scenerio
Work Instruction
Vendor (designer)
Infra team
Integration Test
Guarantee the external design
Whole system
Function Relation
External Interface
Data Migration
Performance
Load Test
Simultaneous
Access
Parallel Processing
Scenario (regular/irregular)
Vendor (designer)

IT Dept
Operation Test
Guarantee daily IT operation
Start & shutdown
Backup & restore
JOB
Scenario
Work Instruction
Vendor (Designer)

Operational team
User Acceptance Test (UAT)
Guarantee the user request definition.
Judge go live.
Approval for system
Whole business process
Whole system
User operation
Real equipment / environment
Scenario (regular/irregular)
User
IT Dept
Assist by vendor

2.      Test Method
a.       White Box Test
      white box digunakan untuk mengetahui struktur internal dari program sumber untuk menciptakan suatu pola dan data. Jenis test pada White Box Test adalah sebagai berikut :
1.      Instruction Covering
Jika kita melakukan pengujian menggunakan “Instruction Covering” itu sudah cukup untuk menjalankan intruksi dari semua. In abs function, we use “X= -1”.
2.      Branch Covering
Jika kita melakukan pengujian menggunakan “Branch Covering” itu sudah cukup untuk menjalankan semua cabang. In abs function, we use “X = -1, X=0)

Source Program
1: int abs(int x) {
2:   if(x<0) {
3:        x = -x;
4:    }
5:    return x;
6: }

b.      Black Box Test
      Black Box Test dibuat tanpa melihat program sumber, mereka hanya menciptakan pola uji dan data hanya dari spesifikasi yang diminta. Jenis test pada Black Box test adalah sebagai berikut:
1.      Equivalence Partitioning
Ekivalensi partisi membagi nilai dalam beberapa kelompok sehingga dapat ditangani dengan cara yang sama sebagai masukan, pengujian dengan menggunakan nilai khas masing-masing.
2.      Limit check
Limit check membagi nilai dalam kelompok yang dapat ditangani dengan cara yang sama yaitu input dan pengujian menggunakan batas nilai cabang. Karena kesalahan sering terjadi pada batas cabang.
c.       Top Down Test
      Dengan metode ini, anda dapat menggabungkan tingkat model yang lebih rendah dalam urutan dari modul atas dulu yang akan terus menguji (dari atas kebawah). Keuntungtan dalam menggunakan "Top Down Test" yang memeriksa modul dari atas maka akan ditemukan perbedaan pengenalan dan kebocoran awal.
    

d.       Bottom Up Test
Dengan metode ini, anda akan menggabungkan modul tingkat atas dalam urutan dari modul yang lebih rendah ke modul tingkat atas. Keuntungan menggunakan “Black Box Test” adalah dapat dilakukan secara parallel dalam pembangunan dan pengujiannya.
e. Test Scenario 
Pada "test scenario" kita dapat membuat uji kasus dengan cara mendefinisikan persyaratan atau desain aplikasi yang dibuat.

f. Test Plan
Pada “test Plan”, kita dapat melakukan pengujian berdasarkan:
·         Objective (sasaran)
·         Ruang Lingkup (App, I/F, Infra)
·         Test Scenario (regular/irregular, daily/monthly)
·        
Test Data (master, transaction, initial file/migration/volume)
·         Organization (Roll & Responsibility)
·         Acceptance Criteria
·         Manage Procedure (Progress, Fault, Issue, Quality, Data)

3. Test Evaluation Method
Ada banyak metode dalam mengevaluasi hasil tes. Pada dasarnya itu adalah tujuan untuk memverifikasi bahwa menerapkan benar atau tidak terhadap suatu desain. Namun penerapan itu akan menjadi bug dalam pengujian tidak realistis. Karena kita tidak tahu berapa banyak jumlah bug dalam sistem tersebut. Selain itu juga ada batas untuk waktu dan biaya untuk menyelesaikan tes. Jadi pengujian itu sangat sulit.

Ini adalah kurva yang menggambarkan teory tentang trend bug.


Sebenernya, menentukan test ratio atau bug ratio itu sulit, karena sangat dibutuhkan akumulasi data lampau. Pada dasarnya, tujuan dari pengujian adalah untuk mengecekan dan menjamin kualitas dari masing-masing desain. Dibawah ini adalah skema pertanyaan pada tahap evaluasi, untuk menentukan apakah sistem itu itu sukses atau gagal.

4. Summary

5. Source
Modul Mata kuliah Testing dan implementasi sistem, Mohammad Lili.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar